TOMOHON – Marching band Fire Of Flower (FOF) Tomohon, gelar Konser Pamit “Reflection of Minahasa”. Agenda ini dilaksanakan di Panggung Rakyat Tomohon (PRT), Paslaten Satu, Kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon, Selasa (07/11/2023).
Pengurus Fire Of Flower, Josua Wajong mengatakan, Konser Pamit “Reflection Of Minahasa” merupakan sebuah pagelaran seni pertunjukan yang mengisahkan pergolakan batin seorang Tuama Minahasa, manusia yang bertransformasi menjadi seorang Waraney.
“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pernyataan sikap dari persiapan kami yang akan mengikuti lomba International Drum Corps 2023 di Stadion Benteng Reborn, Kota Tanggerang, tanggal 10-12 November 2023,” ucap Wajong saat diwawancarai.
Menurutnya, ada beberapa unsur musik dan koreografi Minahasa yang disajikan, cukup kenal masyarakat Minahasa selama ini. Seperti dalam Movement 1 yang menceritakan bagaimana orang Minahasa berdoa kepada sang “Opo Wailan Wangko” untuk memohon petunjuk dalam menghadapi pergolakan batin yang akan dihadapi.
“Movement Satu ini menggambarkan bagaimana masyarakat Minahasa tak pernah lepas dari tuntunan Sang Pencipta dalam menghadapi berbagai pergolakan batin. Itu diceritakan di Movement Satu. Pergolakan batin yang diceritakan adalah pergolakan batin seorang Tuama (lelaki pemberani) yang mendapat petunjuk dari Yang Kuasa, tapi belum bisa menerima dan cenderung menolak petunjuk dan jalan yang ditunjukan Sang Empunya”, sambungnya.
Wajong menjelaskan, pertunjukan ini kemudian dilanjutkan pada Movement 2, di mana sang Tuama menemukan jawaban, setelah membiarkan dirinya untuk mengikuti arah jalan yang sudah ditakdirkan kepadanya. Melalui lagu “Amang Kasuruan”, sang tokoh kemudian merelakan dirinya kepada Sang Kuasa, dan kemudian ikhlas untuk menjalani petunjuk sang “Opo Wailan Wangko” untuk menjadi seorang Waraney.
“Di movement ke tiga, Sang Waraney akhirnya memenuhi takdir dan jalan hidupnya menjadi seorang pejuang, seorang penjaga tanah Minahasa. Di movement ini tarian khas Minahasa yaitu Kawasaran ditampilkan sebagai salah satu tarian khas Minahasa. Diiringi dengan alat musik etnik Minahasa, yakni tambor. Pertunjukan ini diharapkan juga bisa memberikan nilai wisata budaya yang bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung dan menyaksikan keindahan budaya Minahasa di kota Tomohon,” urainya.
Pertunjukan ini disajikan dengan media alat musik tiup logam dan alat pukul yang digunakan dalam kegiatan Marching Band/Drum Corps untuk diperlombakan dalam event International Indonesia Drum Corps. Lomba yang akan mempertemukan berbagai tim juara di Indonesia dan juga band-band Asia Tenggara lainnya.
“Harapan ke depan, kiranya apa yang Fire Of Flower hasilkan ini mampu mendorong semangat anak-anak muda, pecinta marching band di Tomohon untuk lebih mencintai dunia marching band,” tandasnya. (Reinhard Loris)