WALENEWS.COM, TOMOHON – Tari Maengket adalah salah satu ikon kebudayaan Minahasa yang kaya akan nilai-nilai sosial dan spiritual. Tarian ini awalnya berfungsi sebagai ekspresi rasa syukur atas panen, sekaligus menjadi bagian dari ritus adat dan hiburan komunal.
Maengket terdiri dari tiga bagian utama: Maowey Kamang (syukur panen), Marambak (kebersamaan membangun rumah), dan Lalayaan (ritual cinta dan pemilihan pasangan).
Menurut penelitian budaya Minahasa yang dikompilasi oleh Dinas Kebudayaan Sulawesi Utara, Tari Maengket adalah bentuk tari rakyat yang tumbuh dalam sistem masyarakat agraris dan mencerminkan keharmonisan sosial, gotong royong, serta penghormatan terhadap alam dan leluhur.

Armando Loho, lewat Sanggar Kamang Wangko Woloan, berupaya membangkitkan kembali eksistensi tari ini.
Ia merekam berbagai versi Maengket dari komunitas-komunitas adat dan menjadikannya materi publik melalui media sosial, dokumenter, serta pameran foto. Ia juga melibatkan generasi muda untuk tampil dalam pertunjukan, latihan terbuka, dan kegiatan budaya lintas sekolah.

Armando saat diwawancarai pada Rabu (04/06/2025) menegaskan, Maengket bukan hanya seni pertunjukan, melainkan cerminan nilai kerja sama, persaudaraan, dan spiritualitas kolektif orang Minahasa.
“Dengan pendekatan digital dan visual, saya berharap Tari Maengket tetap lestari dan terus dipelajari oleh generasi yang akan datang,” tandasnya.