TOMOHON – Dugaan pungutan liar (pungli) yang ditujukan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tomohon, ditepis. Tudingan yang menyasar agenda graduation Kamis (25/5/2023) besok, disebut tidak benar.
Informasi ini disampaikan Maria Walukow, S.Pd., M.Hum., Kepala SMA Negeri 1 Tomohon, ketika dimintai penjelasan di ruang kerjanya terkait tudingan tersebut, Rabu (24/5/2023).
“Tidak ada pungli. Karena acara graduation ini memiliki tim panitia sendiri. Panita itu adalah para alumni sendiri, yang sejak tanggal 5 Mei mereka sudah dinyatakan lulus,” kata Walukow.
Dijelaskan Walukow, kapasitas sekolah dalam hal ini hanyalah memberikan hak para siswa yang telah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Tomohon, yakni ijazah. Itu sudah mulai diserahkan pasca 5 Mei 2023, usai mereka dinyatakan lulus.
“Kami tidak terpikir, apalagi mengarahkan anak-anak untuk membuat acara penamatan. Pasca dinyatakan lulus, ijazah mereka sudah mulai dibagikan. Sudah banyak yang mengambil,” tutur Walukow.
Ditegaskan, pihak sekolah tidak mengelola anggaran kegiatan yang dikumpulkan oleh orang tua ataupun para siswa. Karena semuanya itu dikelola langsung oleh tim panitia.
“Sebagai pimpinan sekolah, apapun kegiatan positif yang diinisiasi oleh para siswa ataupun alumni, kami support. Silahkan buat kegiatan di sekolah,” kunci Walukow.
Di satu sisi, tudingan pungli tersebut juga direspons oleh para inisiator kegiatan. Salah satunya Timoty Massie, Bendahara Panitia.
“Untuk prosesnya, kami telah membentuk panitia dari awal bulan Mei 2023. Namun komunikasi resmi dengan kepala sekolah itu baru kemarin. Sementara, untuk pelaksanaan graduation itu besok hari,” sebut Massie di lokasi kegiatan.
Dijelaskannya, graduation ini atas kesepakatan bersama para alumni dan sudah mayoritas yang setuju.
“Kami telah membentuk panitia dari setiap perwakilan kelas. Sudah rapat bersama di aula, untuk menyampaikan ke orang-orang tua murid agar orang tua tidak perlu datang lagi ke sekolah untuk rapat,” tutur Massie.
Terkait anggaran yang masing-masing akan dikumpulkan, dijelaskan Massie bahwa sejauh ini tidak ada masalah. Karena tidak dipaksakan ataupun dibebani.
“Dari awal sampai saat ini tidak ada yang protes masalah dana yang akan dikumpulkan. Dana saat ini sudah 70 persen alumni yang memberi. Namun dari 70 persen itu belum semuanya lunas. Dan untuk biayanya ini tidak dipaksakan. Bagi yang kurang mampu, sudah kami cover,” ungkap Massie.
Ditegaskan, anggaran untuk menunjang graduation sepenuhnya dikelolah oleh panitia. “Semua anggaran yang terkumpul ini 100 persen hanya untuk kegiatan graduation. Tidak ada dana graduation ini untuk dialihkan ke lain-lain,” kunci Massie. (*)