TOMOHON – Ketokohan Drs. Harryanto Lasut, MAP., di Kota Tomohon benar-benar luar biasa. Tak heran, pasca purna tugas sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tomohon, akademisi Universitas Negeri Manado (Unima) ini coba diperebutkan sejumlah Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu di Kota Tomohon.
Informasi yang santer beredar di Kota Tomohon, diperbolehkannya setiap Parpol peserta Pemilu 2024 untuk mengubah formasi daftar Calon Legislatif (Caleg) sesuai Peraturan KPU pencalonan, Lasut langsung diburu sejumlah parpol.
“Kami sudah memberikan tawaran bergabung kepada beliau (Lasut). Jika setuju, akan jadi kebanggaan buat kami jika figur sekaliber beliau bergabung dengan kami sebagai Caleg,” ujar salah satu pengurus Parpol besar di Tomohon.
Pengurus Parpol tersebut menjelaskan, banyak sekali faktor yang membuat partainya menginginkan Lasut untuk bergabung.
“Pak Lasut punya semua atribut untuk jadi Caleg. Selain karena ketokohannya yang mengakar, beliau punya kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi representasi Parpol kami di lembaga legislatif Kota Tomohon,” ungkapnya.
Pimpinan Parpol lain menyampaikan hal yang hampir sama. Ia mengaku sudah melayangkan proposal bergabung ke Lasut, dengan harapan salah satu tokoh sentral di balik pemekaran Kota Tomohon itu bisa memperjuangkan nilai-nilai dan ideologi partai di Pemilu 2024.
“Tidak sekadar menjadi Caleg, kalau beliau berkenan bergabung dengan line up Caleg di Dapil 1 Kota Tomohon, kami akan memberikan tempat terhormat di jajaran struktur partai,” urai pimpinan Parpol besar tersebut.
Harumnya ketokohan Lasut di kalangan Parpol di Kota Tomohon ditanggapi positif oleh Akademisi Unsrat, Dr. Ferry Liando. Menurut anggota tim penyusun Undang-Undang Pemilu ini, nama-nama seperti seperti Lasut tentu akan sangat menguntungkan rakyat jika kelak terpilih.
“Beliau cukup berpengalaman dan memiliki reputasi yang bagus,” ungkap dosen Tata Kelola Pemilu di Pasca Sarjana Unsrat ini.
Liando menguraikan, belum banyak parpol yang melaksanakan proses rekrutmen dan kaderisasi serta seleksi secara ketat. Padahal tanpa ketiga langka itu maka nama-nama yang akan dicalonkan belum tentu memiliki standar ideal untuk tugas yang akan diemban.
“Manfaat kaderisasi adalah untuk memastikan kader-kader parpol memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, memiliki pengetahuan tentang tata kelola pemeritahan yang baik serta penguatan etika dan moral. Sehingga bisa dibayangkan apa jadinya jika ada parpol tidak melakukan proses kaderisasi dan seleksi yang baik,” ungkapnya.
Lanjut Liando, untuk menutupi kelemahan parpol dalam hal kaderisasi dan proses seleksi, maka disarankan kepada parpol untuk mendukung calon dari kalangan mantan pejabat birokrasi, mantan penyelenggara pemilu dan para aktivis.
“Mantan-mantan pejabat itu memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman dalam hal tata kelola pemerintahan. Mereka tidak perlu diajari bagaimana merumuskan kebijakan dan mengetahui potensi-potensi penyalahgunaan jabatan. Tentu institusi DPRD Juga sangat diuntungkan karena produk politiknya berkualitas,” ungkapnya.
Liando mengungkapkan, di beberapa DPRD terjadi ketimpangan yang menganga terkait produktifitas anggota DPRD. Pihak yang paling banyak menonjol justru dari kalangan aktivis. Mereka tidak takut menentang tindakan pemerintah yang dianggak tidak sesuai, dan mereka paham dalam merumusakan kebijakan serta mengawasinya.
“Masih banyak anggota DPRD yang pasif, pemalu dan tidak produktif. Hal itu karena mereka tidak memiliki pengalaman sama sekali. Tentu model anggota seperti ini akan mempermalukan parpol yang mengusung, membebani rakyat serta merugikan keuangan negara. Mereka di gaji tapi minim kontribusi buat rakyat,” simpul Liando.
Lantas bagaimana tanggapan Lasut dengan fenomena ini? Saat dihubungi media ini, sosok yang sudah malang melintang di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan tersebut menanggapi dengan santun.
“Saya sungguh berterima kasih untuk setiap aspirasi dan ajakan sejumlah Parpol. Ini tentu saja tidak lepas dari komitmen bersama untuk demokrasi yang lebih baik, termasuk untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Tomohon tercinta,” ungkap sosok familiar ini.
“Saya pribadi lewat kontemplasi bersama keluarga, sambil berkoordinasi dan mendengarkan petuah-petuah sejumlah senior, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Tomohon, sudah menentukan pilihan yang bagi saya bisa merepresentasikan nilai-nilai perjuangan di Tomohon. Partai apa itu? Tunggu saja tanggal mainnya,” pungkas Putra Kolongan yang saat ini berdomisili di Matani. (*)